MODEL PEMBELAJARAN KEBERMAKNAAN DALAM PEMBELAJARAN
PENCERMINAN BANGUN DATAR BERDASARKAN TEORI KEBERMAKNAAN AUSUBEL
Oleh
Linda Aprilianti
(5C PGSD IKIPPGRI SEMARANG)
Abstrak
Geometri
merupakan cabang matematika sekolah yang di dalamnya termuat banyak konsep dan
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Dari sudut pandang matematik, geometri
menyediakan pendekatan-pendekatan untuk pemecahan masalah, misalnya
gambar-gambar, diagram, system koordinat, vektor, dan transformasi.
Salah satu
materi dari geometri adalah bangun datar. Pada materi bangun datar siswa
diajarkan pencerminan bangun datar.
Pada
kenyataannya siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi geometri. Untuk
mengatasi kesulitan siswa tersebut tentang bangun datar yaitu dengan penerapan
model pembelajaran kebermaknaan sesuai teori kebermaknaan Ausubel.
Kata Kunci: geometri,
pembelajaran, pencerminan, teori Ausubel
PENDAHULUAN
Usiskin (1987:26-27) mengemukakan
bahwa geometri adalah (1) cabang matematika yang mempelajari pola-pola visual,
(2) cabang matematika yang menghubungkan matematika dengan dunia fisik atau
dunia nyata, (3) suatu cara penyajian fenomena yang tidak tampak atau tidak
bersifat fisik, dan (4) suatu contoh system matematika (Abdussakir, 2011).
Salah satu materi geometri yang
sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah bangun datar. Salah satu
submateri dari bangun datar yaitu pencerminan bangun datar.
Dalam
pembelajaran pencerminan bangun datar banyak ditemui kendala antara lain, kesulitan
siswa dalam mengidentifikasi sifat-sifat bayangan bangun datar, cara menentukan
posisi gambar bayangan pencerminan bangun datar juga memiliki kesulitan karena
kurangnya pemahaman siswa terhadap materi tersebut, pendekatan pembelajaran
yang digunakan kurang mendorong minat siswa terhadap proses pembelajaran,
pemilihan alat peraga,kurang jelasnya pemecahan masalah dalam penyelesaian soal latihan. Oleh
karena itu, timbul pertanyaan model pembelajaran apakah yang sesuai untuk
diterapkan pada pembelajaran pencerminan bangun datar agar kendala dan
kesulitan dalam pembelajaran dapat terpecakan?
Oleh
karena itu, penulis menyusun sebuah model pembelajaran yang penulis namakan model
pembelajaran kebermaknaan. Model pembelajaran kebermaknaan disusun penulis berdasarkan teori kebermaknaan Ausubel.
Menurut
Ausubel, belajar merupakan apa yang disebut asimilasi bermakna. Materi yang
dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah
dimiliki sebelumnya. Untuk itu ada dua syarat (Reilley & Lewis, 1983) yaitu
(a) materi yang secara potensial bermakna, dipilih serta diatur oleh guru dan
harus sesuai dengan tingkat perkembangan serta pengalaman yang telah dimiliki siswa,
dan (b) suatu situasi belajar yang bermakna (Yoeti Soekamto, 1996:25).
Di
dalamm proses belajar-mengajar guru dapat menerapkan prinsip-prinsip teori
belajar bermakna dari Ausubel melalui langka-langkah sebagai berikut: mengukur
kesiapan siswa, memilih materi dan mengaturnya dalam bentuk penyajian konsep
kunci-kunci, mengidentifikasi prinsip-prinsip yang harus dikuasai dari materi
baru, menyajikan suatu pandangan secara menyeluruh , menggunakan advance organizers, mengajar siswa
memahami konsep dan prinsip yang ada dengan memberikan fokus pada
hubungan-hubungan yang ada (Yoeti Soekamto, 1996:26).
Menurut
Ausubel pembelajaran lebih diitekankan pada resepsi, yaitu adanya materi yang
disajikan dapat diinternalisasi oleh siswa (Reilley & Lewia, 1983) dan dapat
diasimilasikan secara deduktif. Ausubel menekankan bahwa apa yang dipelajari
harus dihubungkan dengan apa yang telah ada dalam strukturr kognitif siswa
(Yoeti Soekamto, 1996:27).
Berdasarkan
pendapat Ausubel tersebut, model pembelajaran yang dirancang penulis bertujuan
agar proses pembelajaran siswa dapat lebih bermakna dengan menghubungkan materi
yang dipelajari dengan pengalaman yang telah dimiliki siswa sehingga pemahaman
siswa terhadap materi pencerminan bangun datar dapat terjadi secara maksimal.
PEMBAHASAN
KARAKTERISTIK
MODEL PEMBELAJARAN KEBERMAKNAAN
A.
Sintakmatik
1.
Pendahuluan
-
Pada tahap
pendahuluan guru membimbing siswa untuk menghubungkan antara apa yang
dipelajari dan apa yang pernah dipelajari dari pengalamannya.
-
Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai, ini merupakan hal yang
paling penting karena siswa harus tahu apa tujuan mereka belajar.
2.
Penyajian Konsep
-
Guru memulai
dengan memberi contoh konkret dan kontroversial yang dapat membangun rasa ingin
tahu siswa.
-
Guru menyampaikan
prinsip-prinsip yang harus dikuasai dari materi baru terseebut.
-
Guru memberikan
latihan-latihan kepada siswa berupa kegiatan yang melibatkan siswa secara
langsung untuk mengembangkan keterampilan motoriknya.
-
Guru mengawasi
setiap siswa pada saat mengerjakan latihan untuk mengetahui perkembangan siswa
secara individu.
-
Guru memberikan
penguatan setiap kali siswa menunjukkan sikap yang diinginkan.
3.
Penutup
-
Guru memberikan
umpan balik kepada siswa berupa koreksi maupun nasehat dan lain sebagainya.
-
Guru memberikan
tugas rumah
B.
Prinsip Reaksi
-
Guru memusatkan
perhatian siswa terhadap contoh-contoh yang spesifik.
-
Guru menyiapkan
sumber belajar dan alat peraga yang dapat merangsang siswa berpikir.
-
Siswa belajar
untuk tidak menghafal, tetapi harus memahami konsep baru dan menghubungkan
dengan pengetahuan yang dimiliki siswa.
-
Guru memberikan
latihan-latihan yang dapat mengembangkan keterampilan intelektual, strategi
kognitif, informasi verbal, keterampilan motorik, dan sikap siswa.
C.
Sistem Sosial
Pada model pembelajaran
ini diorganisasikan secara terstruktur. Guru membimbing dan memandu siswa. Kemampuan
siswa dalam proses pembelajaran dan pengamatan akan terlihat secara individu
yang berbeda antara siswa satu dengan lainnya. Pada dasarnya model pembelajaran
ini mendorong perkembangan individu namun tetap harus didasarkan pada persamaan
derajat, kerjasama, dan kebebasan intelektual.
D.
Sistem Pendukung
Sarana yang
diperlukan dalam melaksanakan model ini adalah ruang kelas dan tempat belajar
yang nyaman, alat peraga dan media pembelajaran yang relevan dengan materi,
pengelolaan kelas yang baik, dan setiap hal yang dibutuhkan siswa untuk
melakukan proses pembelajaran.
E.
Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring
§ Dampak
Instruksional:
1.
Pengembangan
pengetahuan, keterampilan akademis, keterampilan motorik, dan keterampilan
pengelolaan diri.
2.
Keterampilan
dalam mengembangkan pengetahuan dengan menghubungkan pengetahuan baru dengan
pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki siswa.
§ Dampak
Pengiring:
1.
Kemandirian
2.
Toleransi
3.
Konsep dan
keterampilan
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KEBERMAKNAAN DALAM
PEMBELAJARAN PENCERMINAN BANGUN DATAR
1.
Pendahuluan
-
Pada tahap
pendahuluan guru membimbing siswa untuk menghubungkan antara apa yang
dipelajari tentang pencerminan dan apa yang pernah dipelajari dari
pengalamannya. Guru menanyakan kepada siswa tentang apa yang siswa lihat ketika
bercermin.
-
Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai, yaitu dapat menggambarkan
pencerminan bangun datar dengan tepat.
4.
Penyajian Konsep
-
Guru memulai
dengan memberi contoh konkret dan kontroversial yang dapat membangun rasa ingin
tahu siswa.
-
Guru meminta
siswa menyebutkan posisi bayangan badan ketika siswa bercermin.
-
Guru
menyampaikan prinsip-prinsip tentang sifat-sifat pencerminan bangun datar.
-
Guru memberikan
latihan-latihan kepada siswa berupa kegiatan yang melibatkan siswa secara
langsung untuk melakukan percobaan mengamati benda didepan cermin.
-
Siswa diminta
menggambarkan bangun datar jajar genjang dan segitiga dan kemudian mencari
letak bayangan bangun tersebut pada buku petak yang dibawa siswa.
-
Guru mengawasi
setiap siswa pada saat mengerjakan latihan untuk mengetahui perkembangan siswa
secara individu.
-
Guru memberikan
penguatan setiap kali siswa menunjukkan sikap yang diinginkan.
5.
Penutup
-
Guru memberikan
umpan balik kepada siswa berupa koreksi maupun nasehat dan lain sebagainya. Misalnya, guru dan siswa bersama-sama
mengorksi hasil pekerjaan siswa dalam menyelesaikan soal-soal latihan, kemudian
guru memberikan koreksi apa yang kurang, bagaimana yang benar, dan harus
seperti apa.
-
Guru memberikan
tugas rumah berupa soal-soal pencerminan bangun datar.
SIMPULAN
Untuk mengatasi kesulitan siswa
dalam memahami materi pencerminan bangun datar diperlukan suatu strategi, metode, dan bahkan teori pembelajaran
yang sesuai. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model
pembelajaran kebermaknaan sesuai teori kebermaknaan Ausubel. Karakteristik yang
dimiliki oleh teori kebermaknaan Ausubel yaitu advance organizers yang merupakan sebuah kerangka (Entwistle, 1981)
dalam bentuk ringkasan konsep-konsep dasar dari apa yang harus dipelajari dan
dihubungkan dengan apa yang telah ada di dalam struktur kognitif siswa. Adanya
hubungan tersebut maka akan menyebabkan materi yang baru tidak dipelajari
secara hafalan. Dengan demikian, pengorganisasian pembelajaran, isi,
pengalaman, dan materi merupakan faktor penting. Guru memegang peran penting
dalam menciptakan kondisi belajar yang nyaman sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Walgito, Bimo.2004.Pengantar Psikologi Umum Ed. IV.Yogyakarta:ANDI Yogyakarta.
Soekamto, Yoeti dan Udin Saripudin
Winataputra.1996.Teori Belajar dan
Model-model Pembelajaran.Pusat antar Universitas untuk Peningkatan dan
Pengembangan Aktivitas Instruksional Direktorat Jenderal Pendidikan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Abdussakir.2011. Pembelajaran Geometri Sesuai
Teori Van Hiele.
Artikel dimuat dalam El-Hikmah: Jurnal
Kependidikan dan Keagamaan, Vol VII Nomor 2, Januari 2010, ISSN 1693-1499.
Malang: Fakultas Tarbiyah UIN Maliki Malang.